Beranda | Artikel
BERSIKAP ADIL SAAT BERSELISIH
Kamis, 28 November 2013

Oleh: Ustadz Fariq Gasim Anuz

   Sumber segala kebaikan adalah ilmu dan keadilan. Sumber segala keburukan adalah kebodohan dan kedzaliman. Merupakan harapan semua muslim untuk tidak berbuat dzalim dan tidak didzalimi orang lain. Diantara doa keluar rumah yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,

“اللَّهُم اني أعوذُ بِكَ أن أَضِلَّ أو أُضَلَّ، أو أَزلَّ أو أُزَلَّ، أو أَظْلِمَ أو أُظلَمَ، أو أجهَل أو يُجْهَل عَلىَّ”

yang artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu jangan sampai aku sesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan orang, berbuat dzalim atau didzalimi orang lain, berbuat jail atau dijaili orang lain” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan lainnya).

Kedzaliman sering terjadi saat berselisih baik dalam masalah warisan, masalah rumah tangga antara suami istri, mengenai hutang piutang, saat berbisnis, saat bekerja di kantor, saat berambisi memperoleh kedudukan dan jabatan, saat belajar di sekolah dan bahkan kedzaliman bisa terjadi dan dilakukan oleh para dai dan ustadz!

Sering manusia tidak berbuat adil. Ia menilai orang lain dengan cita-citanya sedangkan menilai dirinya dengan realitanya. Ia menuntut kesempurnaan dari orang lain. Adapun untuk dirinya ia banyak memaklumi. Ia berkata, “saya sedang berusaha…”, “manusia tempatnya salah dan khilaf” dan lain lain. Ya Allah Yang Maha Mengetahui karuniakanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat… Ya Allah Yang Maha Adil berilah taufikMu kepada kami agar kami dapat bersikap adil. Ya Allah Yang Maha Bijaksana berikanlah untuk kami sikap hikmah.

Mendzalimi orang lain bahayanya besar dan banyak. Allah tidak memberi hidayah, tidak melindungi dan tidak menolong orang dzalim, orang yang dzalim akan mendapatkan kerugian, disegerakan hukumannya di dunia, Allah mengabulkan doa orang yang didzalimi. Kedzaliman, kegelapan di hari kiamat dan pelakunya mendapatkan ancaman adzab yang pedih di akhirat. Sedangkan orang yang didzalimi akan mendapatkan kebaikan yang banyak jika ia sabar dan bertakwa  kepada Allah.

Manusia sering tidak obyektif dan tidak adil dalam menyikapi perselisihan  dengan saudaranya, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Banyak orang ketika berselisih meyakini bahwa dirinya didzalimi, lawannya sebagai orang dzalim sepenuhnya, padahal pada umumnya tidak begitu. Sesungguhnya dia di pihak yang benar dalam satu sisi, tapi di sisi yang lain dia juga memiliki kesalahan dan melakukan kedzaliman. Lawannya memang salah dan melakukan kedzaliman, tapi di sisi lain ada benarnya. Hanya saja cintamu kepada dunia yang membuat engkau buta dan tuli. Manusia pada umumnya mempunyai naluri cinta kepada dirinya sendiri, sehingga dia melihat dirinya baik dan benar. Dia benci kepada lawannya maka yang dia lihat hanya keburukannya saja. Bahkan semakin kuat cintanya kepada diri sendiri sehingga ia melihat keburukan dirinya sebagai kebaikan. Allah berfirman yang artinya, “Maka apakah orang yang dihiasi baginya akan keburukan amalnya, maka dia meyakininya sebagai perbuatan baik (sama dengan orang yang tidak tertipu?…)” (Surah Faathir 8). Semakin kuat kebencian kepada lawannya sehingga ia melihat kebaikan lawannya sebagai keburukan…” (Dari buku Ighatsatul Lahafan Min Mashayidisy Syaithan juz 2 hal 193) Semoga Allah menghiasi akhlak kita dengan sikap adil.

Apabila kita berselisih dengan orang lain, kita harus segera menyelesaikannya dan meminta maaf selagi kita dan dia masih hidup, selagi belum terlambat, sebelum datangnya penyesalan agar terhindar dari hukuman di dunia dan siksa di akhirat nanti. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Siapa yang merasa pernah berbuat kedzaliman kepada saudaranya  hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut kadar kedzalimannya, dan jika tidak mempunyai kebaikan, maka diambilkan dari keburukan orang yang didzalimi untuk ditanggungkan kepadanya.” (Bukhari)

Semoga Allah melembutkan hati kita dan mengumpulkan kita semua di atas petunjuk dan kebenaran, amin.

 

Logo

Artikel asli: https://firanda.com/1007-bersikap-adil-saat-berselisih.html